Tempodaily.com, Gunungsitoli -
Komisi 1 DPRD Kota Gunungsitoli lakukan Kunjungan Kerja (Kunker) ke Markas Kepolisian Resort (Mapolres) Nias pada bulan Maret 2025 lalu.
Kunker dimaksud, dalam rangka membahas dan mencari solusi mencegah peredaran narkoba di kepulauan Nias khususnya di Kota Gunungsitoli yang semakin marak dan sulit dibasmi bahkan kini mulai menyasar kaum muda khususnya para pelajar.
Hal ini diungkapkan oleh Kurniawan Harefa anggota DPRD Kota Gunungsitoli yang juga Ketua Komisi I yang menangani bidang pemerintahan, di ruang kerjanya baru-baru ini.
Kepada awak media, Kurniawan mengungkapkan rasa khawatirnya soal peredaran narkoba di pulau Nias, khususnya di Kota Gunungsitoli yang semakin marak dan tidak pandang buluh.
"Saya sangat khawatir maraknya peredaran narkoba khususnya di Kota Gunungsitoli ini, karena bisa saja suatu saat menyasar keluarga atau anak-anak kita kedepan." ujar Kurniawan
Melihat keadaan yang sangat mencemaskan ini, dan sebagai anggota DPRD Kota Gunungsitoli yang juga menjabat Ketua Komisi I Bidang pemerintahan, Kurniawan Harefa dan rekan-rekan yang tergabung di Komisi I merasa punya beban tanggungjawab moral terhadap masa depan generasi muda ( terutama para pelajar).
Sebagai bentuk tanggungjawab dan kepedulian pada masalah narkoba, Komisi I DPRD Kota Gunungsitoli melakukan Kunker ke Mapolres Nias pada pertengahan Maret 2025 lalu, semasa Revi nurvelani menjabat Kapolres Nias.
Foto : Ketua Komisi I DPRD Kota Gunungsitoli (Kurniawan Harefa)"Ya, saya dan rekan-rekan dari komisi I, antara lain : Yobedi Laowo, Arofao Telaumbanua, Yatatema Zebua dan Meriasa Telaumbanua duduk bersama dengan Kapolres Nias dan berdiskusi membahas, mencari solusi bagaimana mengantisipasi dan mencegah agar peredaran Narkoba di kepulauan Nias khususnya di Kota Gunungsitoli dapat ditekan semaksimal mungkin oleh aparat penegak hukum terutama Kepolisian". Sebut Kurniawan Harefa (Ketua Komisi I ini).
"Ditambahkannya, kita tahu di Pulau Nias ini ada 2 (dua) pintu masuk lalulintas peredaran Narkoba yakni Pelabuhan Udara dan pelabuhan laut. Kalau lewat udara kemungkinan lolosnya kecil, tapi kalau pelabuhan laut peluangnya sangat besar terutama jalur pelabuhan tikus"ucapnya
Menurut Ketua Komisi I DPRD Kota Gunungsitoli ini, Kapolres Nias saat itu menjelaskan bahwa kesulitan pihak Kepolisian Nias adalah keterbatasan alat yang dimiliki, yakni alat pendeteksi dan pasukan anjing pelacak.
Karena tidak mungkin barang-barang yang masuk pelabuhan laut, dideteksi satu persatu. Karena itu Kapolres Revi, berharap adanya dukungan Pemerintah Kota Gunungsitoli atau Forkopimda perlu memikirkan alat pendeteksi Narkoba ini, dengan minta bantuan dari provinsi atau pusat". Terangnya
"Jadi Kami dari Komisi I sudah mengusulkan kepada pemerintah Kota Gunungsitoli untuk bisa mengadakan alat-alat dimaksud. Itulah yang bisa kami lakukan dari komisi I DPRD Kota Gunungsitoli terhadap masyarakat, sebagai bentuk kepedulian kami menyatakan perang melawan narkoba." Tegas Kurniawan.
Terpisah, Aris Zebua (tokoh pemuda kota Gunungsitoli) menyatakan pesimisnya terhadap pemberantasan narkoba.
"Sekuat apapun upaya kita memberantas narkoba, selagi ada oknum-oknum tertentu berseragam, akan sulit membasmi peredaran barang haram tersebut.
Memang sulit dibuktikan keterlibatan oknum-oknum berseragam ini, karena mereka bagaikan angin, Terasa ada tapi tidak terlihat" guraunya.
(Tim-red)